LAPORAN
AKHIR PRAKTIKUM HORTIKULTURA
TANAMAN
HIAS PUCUK MERAH (Syzygium oleana)
OLEH
SARTIKA
DEWI
NIM
: 1702050
DOSEN
PENGAMPU :
DESRIHASTUTI,
S.P., M.Sc
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI PELALAWAN
PELALAWAN
2019
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanaman pucuk merah
adalah sejenis tanaman perdu yang memiliki ciri khas warna merah pada pucuk
daunnya. Tanaman ini memiliki dua warna daun, yaitu daun berwarna merah dan
hijau. Diameter tanaman dapat mencapai 30 cm dengan tinggi mencapai 7 meter.
Usia tanaman dapat mencapai puluhan tahn. Daunnya yang rimbun dan warna daun
yang unik, membuatnya cocok dijadikan sebagai penghias rumah dan taman.
Tanaman pucuk merah
dikenal sebagai tanaman hias yang banyak ditanam dihalaman rumah, kantor,
sekolah, hingga di tepi jalan. Selain kemampuannya menyerap polusi udara,
tanaman ini ternyata bermanfaat bagi kesehatan manusia. Kandungan flavonoid
antosianin dalam daun pucuk merah, berpotensi untuk dikembangkan menjadi
teh kesehatan dan antioksidan yang
efektif mengatasi ancaman radikal bebas.
1.2
Tujuan Praktium
1. Untuk mengenal dan memahami budidaya
tanaman pucuk merah
2.
Untuk mengetahui dan memahami metode
penataan tanaman sebagai tanaman hias
3.
Untuk mengetahui cara pemeliharaan
tanaman hias
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Sub Kingdom : Tracheobiota
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Sub Famili : Myrtoideae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium
myrtifolium Walp. (Gilman & Watson, 2013).
2.2
Morfologi
Tanaman ini merupakan
tanaman daun yang memiliki corak warna beragam. Pucuk merah mempunyai
kolaborasi warna yang membuat tanaman ini banyak disukai sebagai tanaman hias.
Biasanya warna daunnya terdiri dari warna hijau, kuning, oranye dan merah.
Perpaduan warna yang merona inilah, yang membuat tanaman pucuk merah banyak
diincar pecinta tanaman hias. Tak hanya dari warnanya saja, bentuk daunnya yang
kecil dan agak memanjangmenyerupai jarum, semakin membuat cantik penampilan
tanaman ini. Bahkan jika tumbuh subur tanaman akan tumbuh ke atas membentuk
skop (Saputro, 2014).
Daun pucuk merah ketika
baru tumbuh daun pucuk merah berwarna merah menyala, kemudian berubah menjadi
coklat, lalu berubah lagi menjadi warna hijau. Pucuk merah berupa daun tunggal
berbentuk lancip, warna daun mengalami perubahan, bertangkai sangat pendek,
permukaan daun bagian atas mengkilap dan tumbuh berhadapan. Bunga pucuk merah
yang sudah mekar, tampak adanya kepala putik yang berwarna putih dengan tangkai
putik yang berukuran lebih pendek dibandingkan benang sarinya, posisi putik
tepat ditengah, tangkai sari berwarna putih berukuran lebih panjang dari
putiknya, berjumlah sangat banyak dengan kepala sari berwarna kuning muda.
Ukuran daun pucuk merah panjang ± 6 cm dan lebar ± 2 cm dengan pertulangan
daunnya menyirip, bunga majemuk tersusun dalam malai berkarang terbatas (Utami,
2010).
2.3
Syarat
Tumbuh
· Iklim
Tanaman pucuk merah dapat tumbuh dengan curah hujan
112-119 mm/bulan, dengan 66-9 hari hujan/bulan, serta memiliki iklim dengan 2-3
bulan kering dan 5-6 bulan basah. Suhu udara yang cocok bagi tanaman pucuk
merah, pada siang hari adalah 28-36°C dan suhu malam hari yaitu 24-30°C (Imelda
et al., 2008). Tanaman pucuk merah
dapat tumbuh dengan kelembaban udara (RH) 50-80% (Saputro, 2014).
· Tanah
Tanaman pucuk merah dapat tumbuh dan bereproduksi
dengan baik, di dataran rendah sampai dataran tinggi, pada ketinggian 10-1.000
mdpl. Meskipun demikian, setiap jenis tanaman pucuk merah memiliki daya
adaptasi tersendiri, terhadap lingkungan tumbuhnya. Tanaman pucuk merah
membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai liat. pH yang dibutuhkan adalah
berkisar 5-7 (Saputro, 2014).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Tempat
dan Waktu Praktikum
Tempat Praktikum :
Taman kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan, Fakultas Agroteknologi,
Langgam, pelalawan, Riau
Waktu Praktikum : Bulan September 2018 - Desember 2019
3.2
Bahan
dan Alat
Bahan yang digunakan
adalah cocopeat, bibit tanaman pucuk merah, pupuk urea, tandan kosong kelapa
sawit. Sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul, gembor dan meteran.
3.3
Prosedur
Praktikum
·
Membuat desain penataan tata letak
tanaman pucuk merah
·
Membuat lubang tanam dengan jarak 1.5 m
x 1.5 m
·
Meletakkan cocopeat didalam lubang tanam
·
Menanam bibit tanaman pucuk merah dan
melakukan penyiraman
·
Setiap hari melakukan penyiraman,
pembumbunan tanaman pucuk merah
· Mengambil data pertumbuhan tinggi
tanaman mulai dari awal penanaman sampai akhir praktikum
· Mengambil foto dan membandingkan
petumbuhan tanaman pucuk merah di awal penanaman dengan akhir praktikum
BAB
IV
PEMBAHASAN
Tabel
1. Pengamatan Tinggi Tanaman Pucuk Merah
Jumlah Tanaman
|
Tinggi Tanaman cm
|
|||
Tgl 27/09/19
|
Tgl 27/10/19
|
Tgl 27/11/19
|
Tgl 27/12/19
|
|
1
|
61
|
68
|
73
|
75,5
|
2
|
67
|
73
|
80
|
89
|
3
|
33
|
38
|
42
|
47
|
4
|
52
|
80
|
84
|
94
|
Rata-rata
|
53,25
|
64,75
|
69,75
|
76,38
|
Berdasarkan data
pengamatan terhadap tinggi tanaman pucuk merah yang ditanam ± 1 tahun. Dari
data terlihat bahwa, setiap bulannya keempat sampel tanaman pucuk merah
mengalami peningkatan pertumbuhan. Maka, untuk pengamatan bulan september 2019
rata-rata tinggi tanaman pucuk merah yang didapatkan adalah 53,25 cm. Pada pengamatan
bulan oktober 2019, rata-rata tinggi tanaman pucuk merah adalah 64,75 cm.
Sedangkan pada pengamatan bulan November 2019, rata-rata tinggi tanaman pucuk
merah adalah 69,75 cm. Dan untuk pengamatan di bulan Desember 2019, rata-rata
tinggi tanaman pucuk merah adalah 76,38 cm. Dalam budidaya tanaman pucuk merah
ini, pupuk yang digunakan adalah cocopeat,
tandan kosong kelapa sawit, dan Urea.
Cocopeat
merupakan salah satu media tumbuh yang dihasilkan dari proses penghancuran sabut
kelapa, proses penghancuran sabut dihasilkan serat atau fiber, serta serbuk haus atau cocopea (Irawan dan Kafiar, 2015).
Kelebihan cocopeat sebagai media
tanam, dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air
dengan kuat, serta mengandung unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Kalium (K), Natrium (Na), dan Fosfor (P) (Muliawan, 2009).
Tandan kosong kelapa
sawit merupakan bahan organik yang kaya unsur hara N, P, K dan Mg. Dalam setiap
ton tandan kosong kelapa sawit mengandung hara N 1,5 %, P 0,5 %, K 7,3%, dan Mg 0,9 % (Winarna et al., 2009). Salah satu potensi tandan
kosong kelapa sawit yang cukup besar adalah sebagai bahan organik untuk
pembenah tanah dan sumber hara bagi tanaman. Potensi ini didasarkan pada
kandungan tandan kosong kelapa sawit yang memiliki kandungan unsur hara yang
tinggi. Penggunaan tandan kosong kelapa sawit ini, dapat dilakukan dengan cara
aplikasi langsung, yakni sebagai mulsa atau dibuat menjadi kompos (Darmosarkoro
dan Rahutomo, 2009).
Pupuk urea merupakan
pupuk padatan kristalin putih dan sangat larut dalam air, dengan kandungan 46 %
N. Unsur hara nitrogen yang dikandung dalam pupuk urea, sangat besar kegunannya
bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain :
1. Membuat
daun tanaman lebih hijau dan segar, serta banyak mengandung klorofil yang
memiliki peran dalam proses fotosintesis
2. Mempercepat
pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, dan cabang) (Syarief, 2011).
BAB
V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa, budidaya tanaman
pucuk merah selama ± 1 tahun, mengalami pertumbuhan yang baik. Hal ini
dikarenakan, dalam budidaya tanaman pucuk merah ini, menggunakan pupuk seperti
cocopeat, tandan kosong kelapa sawit, dan pupuk urea yang kaya akan kandungan
unsur hara esensial (NPK). Karena tanaman akan tumbuh dengan baik, apabila
kandungan unsur haranya tercukupi.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmosarkoro, W. dan Rahutomo, S. 2009. Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan
Pembenah Tanah. Prossiding Pertemuan TeknisKElapa Sawit 2000 II. PPKS Medan.
Gilman,
E.F, and Watson, D.G. 2013. Syzygium
olana. Forest Service Depatement of Agriculture.
Irawan,
A dan Kafiar, Y. 2015. Pemanfaatan cocopeat dan arang sekam padi sebagai media
tanam bibit cempaka (Elmerrillia ovalis).
Jurnal Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon.
1 (4) : 805-808.
Muliawan,
L. 2009. Pengaruh Media Semai Terhadap Pertumbuhan Pelita (Eucalyptus pellita
F. Muell). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 104 hlm.
Saputro,
A. Christophorous. 2014. Oleana Syzygium “Si Pucuk Merah” yang merona.
http://www.jitunews.com/read/7006/oleina-syzygium-si-pucuk-merah-yang-merona.
Diakses tanggal 17 Desember 2019.
Syarief,
E.S. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.
Bandung
Utami,
Nunik. 2010. “Syzygium”.http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2339. Diunduh
tanggal 17 Desember 2019.
Winarna,
E.S, Sutarta, dan Purba, P. 2009. Pengelolaan Tanah Berliat Aktivitas Rendah
(LAR) Di Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal
Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Edisi I, A2 : 25-34 hal.
0 komentar:
Posting Komentar