LAPORAN
AKHIR PRAKTIKUM HORTIKULTURA
BUDIDAYA
TANAMAN PARE (Momordica
charantia L.)
DI
SUSUN OLEH
KELOMPOK
12
RAHMAD
HIDAYAT : 1702044
SARTIKA
DEWI : 1702050
DOSEN
PENGAMPU :
DESRIHASTUTI,
S.P., M.Sc
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI PELALAWAN
PELALAWAN
2019
I.
PENDAHULUAN
Pare (Momordica charantia L.) merupakan
tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau merambat, rasanya pahit
sehingga tidak disukai oleh masyarakat. Pare termasuk komoditas tanaman
hortikultura, yang dikelompokkan kedalam sayur-sayuran. Tanaman pare bukan
tanaman asli indonesia, melainkan berasal dari luar negri yang beriklim panas (tropis). Para ahli tanaman,
memastikan asal tanaman pare terdapat di Asia. Terutama, di daerah India bagian
Barat, yakni Assam dan Burma.
Awalnya, budidaya
tanaman pare dilakukan dalam skala kecil, dilahan perkarangan dan tegalan
dengan pemeliharaan yang kurang intensif. Namun, dibeberapa daerah penanaman
pare mulai dilakukan dengan intensif, dalam skala yang cukup luas. Produksi
sayur-sayuran, terutama pare masih tergolong sangat rendah. Berdasarkan data
BPS tahun 2009, dengan luas lahan 13,4 ha, maka produksi per tahun adalah 10,5
ton/tahun. Sedangkan pada tahun 2013, produksi pare meningkat menjadi 962 ton,
dengan luas lahan 767,098 ha.
Pembudidayaan tanaman
pare di Riau banyak mengalami kendala. Salah satunya adalah kesuburan tanah
atau hara tanaman yang rendah, apabila hal ini tidak diatasi, maka tanaman
tidak akan berproduksi secara maksimal. Salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk mengembalikan kesuburan tanah, yaitu pemupukan. Pupuk yang diberikan, yaitu
pupuk organik (kotoran ayam) dan pupuk daun.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Klasifikasi
Menurut Kumar dan
Bhowmik (2010) klasifikasi buah pare adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Cucurbitales
Famili :
Cucurbitaceae
Genus :
Momordica
Spesies :
Momordica charantia
2.2
Sejarah
Pare
bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim
panas tropis. Para ahli telah memastikan tanaman pare berasal dari Asia tropis
terutama daerah India barat. Pare dalam ilmu botani memiliki klasifikasi dalam
Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Sub-divisi Angiospermae,Kelas
Dicotyledonae,Ordo Curcubitales, Famili Cucurbitaceae,Genus
Momordica, dan spesies Momordica charantiaL. Tanaman pare
termasuk dalam tanaman semusim yang berifat menjalar atau merambat dengan
struktur batang tidak berkayu dan memiliki sulur-sulur pembelit yang berbentuk
pilin (Rukmana, 1997).
2.3
Morfologi
Menurut Liani (2016), tanaman
pare termasuk dalam anggota famili Cucurbitaceae,
yang tergolong tanaman herba berumur satu tahun atau lebih. Tanaman ini tumbuh
menjalar dan memanjat, dengan batang yang memiliki alat pembelit di dekat daun,
tidak berkayu, memiliki bulu agak kasar ketika masih muda, namun gundul ketika
tua. Bentuk daunnya menjari, menyerupai kaki dengan tanpa daun penumpu.
Bunganya berwarna kuning muda. Buahnya berwarna hijau, kuning sampai jingga
dengan bentuk bulat telur memanjang dan memiliki rasa pahit jika dimakan.
Bijinya keras dan berwarna cokelat kekuningan.
2.4
Syarat
Tumbuh
Tanaman pare mempunyai syarat tumbuh, dapat
tumbuh didaerah dengan kondisi suhu antara 20-29°C. Tidak banyak memerlukan penyinaran
matahari, sehingga dapat tumbuh ditempat yang ternaungi. Kelembaban udara
antara 50%- 60% mm. Curah
hujan relatif rendah, berkisar antara 60 mm > 20 mm/bulan atau 800-1.200
mm/tahun. Memerlukan pH antara 5 – 6.
Ketinggian antara 1000 – 1500 Mdpl. Dapat tumbuh ditanah yang banyak mengandung
humus dan juga gembur (Priyono, 2015).
III.
METODOLOGI
3.1
Tempat
dan Waktu Praktikum
Tempat
Praktikum : Kebun Percobaan kampus
Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan, Fakultas Agroteknologi, Langgam, pelalawan,
Riau
Waktu Praktikum : Bulan Oktober 2019 sampai Februari
2020
3.2
Bahan
dan Alat
Bahan : Pupuk organik dari kotoran ayam,
pupuk daun Growmore, benih pare.
Alat : Alat tulis, selang, ember,
gayung, corong, cangkul, meteran, lanjaran, dan tali plastik
3.3
Prosedur
Praktikum
·
Membuat bedengan dengan luas 5 m x 1.2
m, jarak tanam 75 cm x 100 cm, serta lebar antar bedengan adalah 50 cm. Jumlah
bedengan seluruhnya adalah 15 bedengan
·
Tiap bedengan diberi 10 kg pupuk organik
(kotoran ayam) kemudian bedengan didiamkan selama 1 minggu
·
Setap bedengan ditanam 12 benih, dengan
1 benih/lubang tanam dengan kedalaman ± 3 cm
·
Penyiangan gulma dan pembumbunan
dilakukan 1 minggu sekali
·
Setalah tanaman tumbuh, lanjaran dan
tali dipasang agar tanaman pare dapat merambat dengan baik
·
Pemberian pupuk daun Growmore dilakukan
1 minggu sekali
IV.
PEMBAHASAN
Tabel
1. Mengukur berat basah buah
No
|
Hari/Tanggal
|
Berat (gr)
|
Panjang buah (cm)
|
Diameter buah (cm)
|
|
1
|
Rabu/ 11-Des-19
|
450
|
23
|
20,5
|
|
2
|
Rabu/ 11-Des-19
|
450
|
21,5
|
21,5
|
|
3
|
Rabu/ 11-Des-19
|
450
|
21,5
|
21
|
|
4
|
Jum'at/ 13-Des-19
|
320
|
24
|
18
|
|
5
|
Jum'at/ 13-Des-19
|
340
|
26
|
18
|
|
6
|
Jum'at/ 13-Des-19
|
270
|
20
|
7,5
|
|
7
|
Jum'at/ 13-Des-19
|
320
|
23
|
19
|
|
8
|
Jum'at/ 13-Des-19
|
420
|
25
|
20
|
|
9
|
Jum'at/ 13-Des-19
|
270
|
22
|
17
|
|
10
|
Jum'at/ 13-Des-19
|
350
|
20
|
21
|
|
11
|
Jum'at/ 13-Des-19
|
300
|
21,5
|
19
|
|
12
|
Jum'at/ 13-Des-19
|
310
|
27
|
17,5
|
|
13
|
Jum'at/ 13-Des-19
|
350
|
21
|
18
|
|
14
|
Minggu/22-Des-19
|
420
|
29
|
20
|
|
15
|
Minggu/22-Des-19
|
330
|
24,5
|
21,5
|
|
16
|
Minggu/22-Des-19
|
220
|
25,5
|
22
|
|
17
|
Minggu/22-Des-19
|
500
|
27
|
23
|
|
18
|
Minggu/22-Des-19
|
400
|
28,5
|
19,5
|
|
19
|
Minggu/22-Des-19
|
500
|
23
|
23
|
|
20
|
Minggu/22-Des-19
|
400
|
24
|
20
|
|
21
|
Sabtu/28-Des-19
|
250
|
20
|
16
|
|
22
|
Sabtu/28-Des-19
|
550
|
28
|
22
|
|
23
|
Sabtu/28-Des-19
|
190
|
20
|
15
|
|
24
|
Sabtu/28-Des-19
|
200
|
18
|
16
|
|
25
|
Sabtu/28-Des-19
|
300
|
23
|
17
|
|
26
|
Sabtu/28-Des-19
|
400
|
24
|
21
|
|
27
|
Sabtu/28-Des-19
|
170
|
17
|
15
|
|
28
|
Sabtu/28-Des-19
|
200
|
21
|
19
|
|
29
|
Senin/30-Des-19
|
280
|
27
|
17
|
|
30
|
Senin/30-Des-19
|
200
|
23
|
15
|
|
31
|
Senin/30-Des-19
|
200
|
20
|
16
|
|
Rataan
|
333
|
23,16
|
18,58
|
Berdasarkan hasil
pengukuran yang telah dilakukan pada tabel (1), untuk rata-rata berat buah pare
adalah 333 gr, memiliki panjang buah dengan rata-rata 23,16 cm, serta rata-rata
diameter buah pare adalah 18,58 cm. Jumlah sampel yang dipanen, adalah 31
sampel. Dalam budidaya tanaman pare ini, jenis pupuk yang digunakan adalah
pupuk organik (kotoran ayam) dan pupuk daun.
Dalam penggunaanya,
pupuk kandang juga mempu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk
anorganik yang berlebihan, dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki
sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik selain dapat mensuplai
hara NPK, juga dapat menyediakan unsur hara mikro, sehingga dapat mencegah
kahat unsur hara pada tanah marginal atau yang telah diusahakan secara intensif
dengan pemupukan yang kurang seimbang (Sudjianto dan Krestiani, 2009 ).
Farida dan Hamdani (2011)
menyatakan bahwa pemberian pupuk organik yang dikombinasikan dengan pupuk
anorganik, dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan dapat meningkatkan
efisiensi penggunaan pupuk. Tuherkih (2010) menyatakan bahwa, penggunaan pupuk majemuk
NPK (16:16:15) dapat meningkatkan serapan N, P dan K serta meningkatkan hasil
produksi tanaman pare. Hal ini mengindikasikan bahwa, unsur hara makro yang terkandung
dalam pupuk majemuk tersebut berperan dalam mendukung pertumbuhan dan hasil
produksi tanaman pare, karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam
jumlah yang berimbang.
Suwarno (2013)
menyatakan bahwa, tanaman akan tumbuh subur apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman
tersedia, dalam proporsi yang seimbang terutama unsur hara makro seperti N, P
dan K. Menurut Sudjianto dan Krestiani (2009), pupuk NPK mempunyai
peranan dalam memacu dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman apabila aplikasinya
tepat dan tidak berlebihan, karena dengan dosis yang tepat maka akan memberikan
hasil yang optimal pada tanaman. Menurut Suwarno (2013), pemberian pupuk
majemuk NPK berpengaruh nyata terhadap bobot buah per sampel tanaman terung.
Sarno (2009), dalam
penelitiannya juga menyatakan bahwa pemberian pupuk majemuk NPK dapat meningkatkan
kadar P-tersedia dan K-tanah, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman caisim
menjadi meningkat. Hal ini disebabkan karena unsur hara makro yang di kandung
pupuk majemuk NPK memiliki peranan yang berbeda dalam proses metabolisme
tumbuhan. Unsur N berperan dalam pembentukan klorofil yang bermanfaat dalam
proses fotosintesis, apabila fotosintesis lancar maka semakin banyak
karbohidrat yang akan dihasilkan.
V.
KESIMPULAN
Keberhasilan dalam
budidaya tanaman pare, sangat ditentukan dari penggunaan jenis pupuknya.
Pemberian pupuk organik (kotoran ayam dan pupuk daun) mampu menyeimbangi hasil
produksi, dengan pemberian pupuk anorganik (NPK) yang sama-sama memberikan
hasil produksi pare yang tinggi, yaitu mulai dari berat buah, panjang buah, dan
diameter buah.
DAFTAR
PUSTAKA
Farida dan J.S. Hamdani. 2011. Pertumbuhan dan hasil bunga gladiol pada dosis pupuk organik bokashi dan
dosis pupuk nitrogen yang berbeda. Jurnal Bionatura: Biologi
Terapan. 3(2): 68-76.
Liani, Q.T. 2016. Budidaya Tanaman Pare (Momordica charantia L.) dengan pemberian
pupuk kandang dab pupuk NPK. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Priyono,
Wahid. 2015. Cara Budidaya Pare Pahit Agar Cepat Berbuah Lebat dan
Menguntungkan Bagi Petani Hortikultura. Online, http://guruilmuan.blogspot.co.id/2015/10/cara-budidaya-pare-pahit-agar-cepat.html.
Diakses pada 20 Desember 2019.
Rukmana, R., 1997. Budidaya Pare. Penerbit
Kanisius (Anggota IKAPI),
Yogyakarta.
Sarno. 2009. Pengaruh
kombinasi npk dan pupuk kandang terhadap sifat tanah dan pertumbuhan serta
produksi tanaman caisim. Jurnal Tanah Tropika. 14(3): 211-219.
Sudjianto, U. dan V. Krestiani. 2009. Studi dan dosis NPK pada hasil buah melon
(Cucumis melo L.). Jurnal Sains dan Teknologi. 2(2): 70-77.
Suwarno, V. S. 2013. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman pare (Momordica
charantia L.) melalui perlakuan pupuk NPK pelangi. Jurnal
Karya Ilmiah Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo. 1(1):
1-12.
Tuherkih, E. dan I. A. Sipahutar. 2010. Pengaruh pupuk majemuk NPK (16:16:15)
terhadap pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L.) di tanah Inceptisols.
Jurnal Tanah dan Iklim. 3(23): 78- 90.
LAMPIRAN
Pengukuran Berat Buah Pare
Pengukuran Panjang Buah Pare
Pengukuran Diameter Buah Pare
0 komentar:
Posting Komentar