Senin, 30 Desember 2019

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN PARE


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM HORTIKULTURA
BUDIDAYA TANAMAN PARE (Momordica charantia L.)

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 12
RAHMAD HIDAYAT : 1702044
SARTIKA DEWI        : 1702050

DOSEN PENGAMPU :
DESRIHASTUTI, S.P., M.Sc


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELALAWAN
PELALAWAN
2019






I.                   PENDAHULUAN

Pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau merambat, rasanya pahit sehingga tidak disukai oleh masyarakat. Pare termasuk komoditas tanaman hortikultura, yang dikelompokkan kedalam sayur-sayuran. Tanaman pare bukan tanaman asli indonesia, melainkan berasal dari luar negri yang  beriklim panas (tropis). Para ahli tanaman, memastikan asal tanaman pare terdapat di Asia. Terutama, di daerah India bagian Barat, yakni Assam dan Burma.
Awalnya, budidaya tanaman pare dilakukan dalam skala kecil, dilahan perkarangan dan tegalan dengan pemeliharaan yang kurang intensif. Namun, dibeberapa daerah penanaman pare mulai dilakukan dengan intensif, dalam skala yang cukup luas. Produksi sayur-sayuran, terutama pare masih tergolong sangat rendah. Berdasarkan data BPS tahun 2009, dengan luas lahan 13,4 ha, maka produksi per tahun adalah 10,5 ton/tahun. Sedangkan pada tahun 2013, produksi pare meningkat menjadi 962 ton, dengan luas lahan 767,098 ha.
Pembudidayaan tanaman pare di Riau banyak mengalami kendala. Salah satunya adalah kesuburan tanah atau hara tanaman yang rendah, apabila hal ini tidak diatasi, maka tanaman tidak akan berproduksi secara maksimal. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kesuburan tanah, yaitu pemupukan. Pupuk yang diberikan, yaitu pupuk organik (kotoran ayam) dan pupuk daun.








II.                TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Klasifikasi
Menurut Kumar dan Bhowmik (2010) klasifikasi buah pare adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Cucurbitales
Famili              : Cucurbitaceae
Genus              : Momordica
Spesies             : Momordica charantia

2.2         Sejarah
Pare bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim panas tropis. Para ahli telah memastikan tanaman pare berasal dari Asia tropis terutama daerah India barat. Pare dalam ilmu botani memiliki klasifikasi dalam Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Sub-divisi Angiospermae,Kelas Dicotyledonae,Ordo Curcubitales, Famili Cucurbitaceae,Genus Momordica, dan spesies Momordica charantiaL. Tanaman pare termasuk dalam tanaman semusim yang berifat menjalar atau merambat dengan struktur batang tidak berkayu dan memiliki sulur-sulur pembelit yang berbentuk pilin (Rukmana, 1997).

2.3         Morfologi
Menurut Liani (2016), tanaman pare termasuk dalam anggota famili Cucurbitaceae, yang tergolong tanaman herba berumur satu tahun atau lebih. Tanaman ini tumbuh menjalar dan memanjat, dengan batang yang memiliki alat pembelit di dekat daun, tidak berkayu, memiliki bulu agak kasar ketika masih muda, namun gundul ketika tua. Bentuk daunnya menjari, menyerupai kaki dengan tanpa daun penumpu. Bunganya berwarna kuning muda. Buahnya berwarna hijau, kuning sampai jingga dengan bentuk bulat telur memanjang dan memiliki rasa pahit jika dimakan. Bijinya keras dan berwarna cokelat kekuningan.

2.4         Syarat Tumbuh
Tanaman pare mempunyai syarat tumbuh, dapat tumbuh didaerah dengan kondisi suhu antara 20-29°C. Tidak banyak memerlukan penyinaran matahari, sehingga dapat tumbuh ditempat yang ternaungi. Kelembaban udara antara 50%- 60% mm. Curah hujan relatif rendah, berkisar antara 60 mm > 20 mm/bulan atau 800-1.200 mm/tahun. Memerlukan pH antara 5 – 6. Ketinggian antara 1000 – 1500 Mdpl. Dapat tumbuh ditanah yang banyak mengandung humus dan juga gembur (Priyono, 2015).



















III.             METODOLOGI

3.1    Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat Praktikum       : Kebun Percobaan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan, Fakultas Agroteknologi, Langgam, pelalawan, Riau
Waktu Praktikum        : Bulan Oktober 2019 sampai Februari 2020

3.2    Bahan dan Alat
Bahan              : Pupuk organik dari kotoran ayam, pupuk daun Growmore,       benih pare.
Alat                 : Alat tulis, selang, ember, gayung, corong, cangkul, meteran, lanjaran, dan tali plastik

3.3    Prosedur Praktikum
·         Membuat bedengan dengan luas 5 m x 1.2 m, jarak tanam 75 cm x 100 cm, serta lebar antar bedengan adalah 50 cm. Jumlah bedengan seluruhnya adalah 15 bedengan
·         Tiap bedengan diberi 10 kg pupuk organik (kotoran ayam) kemudian bedengan didiamkan selama 1 minggu
·         Setap bedengan ditanam 12 benih, dengan 1 benih/lubang tanam dengan kedalaman ± 3 cm
·         Penyiangan gulma dan pembumbunan dilakukan 1 minggu sekali
·         Setalah tanaman tumbuh, lanjaran dan tali dipasang agar tanaman pare dapat merambat dengan baik
·         Pemberian pupuk daun Growmore dilakukan 1 minggu sekali






IV.             PEMBAHASAN

Tabel 1. Mengukur berat basah buah
No
Hari/Tanggal
Berat (gr)
Panjang buah (cm)
Diameter buah (cm)
1
Rabu/ 11-Des-19
450
23
20,5
2
Rabu/ 11-Des-19
450
21,5
21,5
3
Rabu/ 11-Des-19
450
21,5
21
4
Jum'at/ 13-Des-19
320
24
18
5
Jum'at/ 13-Des-19
340
26
18
6
Jum'at/ 13-Des-19
270
20
7,5
7
Jum'at/ 13-Des-19
320
23
19
8
Jum'at/ 13-Des-19
420
25
20
9
Jum'at/ 13-Des-19
270
22
17
10
Jum'at/ 13-Des-19
350
20
21
11
Jum'at/ 13-Des-19
300
21,5
19
12
Jum'at/ 13-Des-19
310
27
17,5
13
Jum'at/ 13-Des-19
350
21
18
14
Minggu/22-Des-19
420
29
20
15
Minggu/22-Des-19
330
24,5
21,5
16
Minggu/22-Des-19
220
25,5
22
17
Minggu/22-Des-19
500
27
23
18
Minggu/22-Des-19
400
28,5
19,5
19
Minggu/22-Des-19
500
23
23
20
Minggu/22-Des-19
400
24
20
21
Sabtu/28-Des-19
250
20
16
22
Sabtu/28-Des-19
550
28
22
23
Sabtu/28-Des-19
190
20
15
24
Sabtu/28-Des-19
200
18
16
25
Sabtu/28-Des-19
300
23
17
26
Sabtu/28-Des-19
400
24
21
27
Sabtu/28-Des-19
170
17
15
28
Sabtu/28-Des-19
200
21
19
29
Senin/30-Des-19
280
27
17
30
Senin/30-Des-19
200
23
15
31
Senin/30-Des-19
200
20
16
Rataan
333
23,16
18,58


Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada tabel (1), untuk rata-rata berat buah pare adalah 333 gr, memiliki panjang buah dengan rata-rata 23,16 cm, serta rata-rata diameter buah pare adalah 18,58 cm. Jumlah sampel yang dipanen, adalah 31 sampel. Dalam budidaya tanaman pare ini, jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik (kotoran ayam) dan pupuk daun.
Dalam penggunaanya, pupuk kandang juga mempu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan, dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik selain dapat mensuplai hara NPK, juga dapat menyediakan unsur hara mikro, sehingga dapat mencegah kahat unsur hara pada tanah marginal atau yang telah diusahakan secara intensif dengan pemupukan yang kurang seimbang (Sudjianto dan Krestiani, 2009 ).
Farida dan Hamdani (2011) menyatakan bahwa pemberian pupuk organik yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik, dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Tuherkih (2010) menyatakan bahwa, penggunaan pupuk majemuk NPK (16:16:15) dapat meningkatkan serapan N, P dan K serta meningkatkan hasil produksi tanaman pare. Hal ini mengindikasikan bahwa, unsur hara makro yang terkandung dalam pupuk majemuk tersebut berperan dalam mendukung pertumbuhan dan hasil produksi tanaman pare, karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang berimbang.
Suwarno (2013) menyatakan bahwa, tanaman akan tumbuh subur apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia, dalam proporsi yang seimbang terutama unsur hara makro seperti N, P dan K. Menurut Sudjianto dan Krestiani (2009), pupuk NPK mempunyai peranan dalam memacu dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman apabila aplikasinya tepat dan tidak berlebihan, karena dengan dosis yang tepat maka akan memberikan hasil yang optimal pada tanaman. Menurut Suwarno (2013), pemberian pupuk majemuk NPK berpengaruh nyata terhadap bobot buah per sampel tanaman terung.
Sarno (2009), dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pemberian pupuk majemuk NPK dapat meningkatkan kadar P-tersedia dan K-tanah, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman caisim menjadi meningkat. Hal ini disebabkan karena unsur hara makro yang di kandung pupuk majemuk NPK memiliki peranan yang berbeda dalam proses metabolisme tumbuhan. Unsur N berperan dalam pembentukan klorofil yang bermanfaat dalam proses fotosintesis, apabila fotosintesis lancar maka semakin banyak karbohidrat yang akan dihasilkan.



























V.                KESIMPULAN

Keberhasilan dalam budidaya tanaman pare, sangat ditentukan dari penggunaan jenis pupuknya. Pemberian pupuk organik (kotoran ayam dan pupuk daun) mampu menyeimbangi hasil produksi, dengan pemberian pupuk anorganik (NPK) yang sama-sama memberikan hasil produksi pare yang tinggi, yaitu mulai dari berat buah, panjang buah, dan diameter buah.

























DAFTAR PUSTAKA

Farida dan J.S. Hamdani. 2011. Pertumbuhan dan hasil bunga gladiol pada dosis pupuk organik bokashi dan dosis pupuk nitrogen yang berbeda. Jurnal Bionatura: Biologi Terapan. 3(2): 68-76.

Liani, Q.T. 2016. Budidaya Tanaman Pare (Momordica charantia L.) dengan pemberian pupuk kandang dab pupuk NPK. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Priyono, Wahid. 2015. Cara Budidaya Pare Pahit Agar Cepat Berbuah Lebat dan Menguntungkan Bagi Petani Hortikultura. Online, http://guruilmuan.blogspot.co.id/2015/10/cara-budidaya-pare-pahit-agar-cepat.html. Diakses pada 20 Desember 2019.

Rukmana, R., 1997. Budidaya Pare. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.

Sarno. 2009. Pengaruh kombinasi npk dan pupuk kandang terhadap sifat tanah dan pertumbuhan serta produksi tanaman caisim. Jurnal Tanah Tropika. 14(3): 211-219.

Sudjianto, U. dan V. Krestiani. 2009. Studi dan dosis NPK pada hasil buah melon (Cucumis melo L.). Jurnal Sains dan Teknologi. 2(2): 70-77.

Suwarno, V. S. 2013. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman pare (Momordica charantia L.) melalui perlakuan pupuk NPK pelangi. Jurnal Karya Ilmiah Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo. 1(1): 1-12.

Tuherkih, E. dan I. A. Sipahutar. 2010. Pengaruh pupuk majemuk NPK (16:16:15) terhadap pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L.) di tanah Inceptisols. Jurnal Tanah dan Iklim. 3(23): 78- 90.


LAMPIRAN

Pengukuran Berat Buah Pare

Pengukuran Panjang Buah Pare

Pengukuran Diameter Buah Pare



0 komentar:

Posting Komentar